HAkA Luncurkan Modul Dakwah Perlindungan Satwa Liar bagi Pemuka Agama di Aceh

BERITAACEH, Aceh Tengah – Yayasan Hutan Alam Lingkungan Aceh (HAkA) menggelar workshop dan meluncurkan modul dakwah perlindungan satwa liar bagi pemuka agama di Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran ulama dalam menyampaikan pesan-pesan terkait perlindungan satwa liar dan lingkungan hidup berkelanjutan di Aceh.

Workshop yang berlangsung pada 18-19 November 2023 di Parkside Gayo Petro Hotel, Aceh Tengah, diikuti oleh 25 Teungku, baik Teungku Agam maupun Teungku Inong, yang merupakan tokoh ulama, pimpinan dayah, majelis pengajian, dan perwakilan dari kabupaten yang berada di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).

Sekretaris Yayasan HAkA, Badrul Irfan, mengatakan bahwa Aceh memiliki hutan yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati. Hutan Aceh tidak hanya berperan sebagai paru-paru dunia, tetapi juga sebagai penyedia jasa ekosistem bagi penduduk Aceh, seperti udara bersih, air melimpah, dan tanah subur.

Namun, hutan Aceh juga menghadapi ancaman dan tantangan, seperti deforestasi, perburuan, dan perdagangan satwa liar. Oleh karena itu, diperlukan edukasi dan berbagai upaya yang dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga hutan Aceh.

“Peran tokoh ulama maupun tokoh masyarakat dan adat sangat penting dalam upaya perlindungan satwa liar dan lingkungan hidup di Aceh. Para Teungku memiliki pengaruh besar dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat, khususnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan syariat Islam,” kata Badrul.

Pada kesempatan ini, Yayasan HAkA juga meluncurkan modul dakwah perlindungan satwa liar untuk pemuka agama di Aceh yang disusun oleh para Teungku Inong. Modul ini terbagi pada tiga sesi, yaitu pengenalan satwa liar yang dilindungi, Kawasan Ekosistem Leuser sebagai rumah bagi satwa liar, dan metode dakwah perlindungan satwa liar.

Modul ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi para Teungku dalam berdakwah saat khutbah jumat, syiar islam, majelis kajian ilmu, dan pengajian.

Ketua Majelis Adat Aceh Tgk Yusdedi mengapresiasi langkah Yayasan HAkA yang mengajak ulama untuk berpartisipasi dalam upaya menjaga lingkungan Aceh. Ia mengatakan bahwa Aceh memiliki warisan budaya dan adat yang kaya dan unik, yang juga mengandung nilai-nilai perlindungan alam dan lingkungan hidup.

“Kita harus bersama-sama menjaga alam dan lingkungan hidup di Aceh, karena itu adalah amanah dari Allah SWT. Saya berharap workshop ini dapat memberikan manfaat dan menghasilkan rekomendasi yang dapat diterapkan oleh para Teungku di Aceh,” ujar Yusdedi. (*)