BERITAACEH, Banda Aceh | Sejumlah Masyarakat di Kota Banda Aceh dihebohkan terkait adanya kasus kejahatan yang melibatkan anak muda. Bahkan perilaku generasi muda yang secara terang-terangan melakukan aksi kejahatan.
Anggota DPRK Banda Aceh Sabri Badruddin menegaskan, kondisi ini sangat memperihatinkan. Sebab kelompok pemuda ini melakukan aksi terang-terangan di tempat umum secara membabi buta.
Seperti kasus pembacokan terhadap dua pemuda di Benk Kupi, Lamgugob, Syiah Kuala, Banda Aceh pada Minggu dini hari, 21 Januari 2024. Terbaru, kasus pembunuhan di Aceh Besar yang pelakunya berinisial MRV (20) dan korban Fajarullah (25), juga masih kategori remaja.
“Kedua kasus ini sempat menggemparkan publik, ada pula kasus ini, Masyarakat mengkait-kait dengan begal,” katanya, Selasa, (30/1/2024).
Dia menjelaskan, permasalahan yang terjadi di Kota Banda Aceh, adalah masalah serius yang dihadapi anak-anak muda. Namun perlu pengawasan lebih terhadap pergaulan anak-anak muda, agar terperosok dalam kelompok-kelompok kriminal.
“Untuk mengatasi permasalahan itu, peran keluarga menjadi sangat penting dan utama. Yaitu mengawasi dan mengamati pergaulan dan lingkungan sang anak,” jelanya.
Menurut Sabri, peran keluarga sangat penting, dalam mengawasi dan mengamati anak-anak. Sehingga tidak terlibat dalam kelompok kriminalitas. Selain peran orang tua, guru juga memiliki andil dalam membentuk karakter anak.
“Guru didik juga harus bisa memberi pencerahan selain mengajar,” tambah dia.
Untuk memutuskan talirantai, Sabri meminta pemerintah untuk mengencarkan patroli di kawasan-kawasan yang menjadi tempat berkumpulnya anak-anak muda yang mencurigakan, khususnya pada malam hari.
“Mengawasi titik rawan yang mungkin bisa diidentifikasi dan diawasi serta diberi pengamanan. Karena masyarakat mulai khawatir dengan kasus-kasus yang terjadi selama ini,” Pungkas Sabri Badruddin. [Advertorial]